KEANEKARAGAMAN, DOMINANSI, DAN PERANAN SERANGGA DAN ARTHROPODA LAINNYA DI PERKEBUNAN TEH RAKYAT DESA SUKAHURIP, CIGEDUG, GARUT
DOI:
https://doi.org/10.34147/crj.v9i2.316Keywords:
Agroekosistem, perangkap botol kuning berperekat, perangkap jebakanAbstract
Teh merupakan salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Teh berperan sebagai penghasil devisa ekspor sebesar 108,5 juta USD di tahun 2018 atau setara 1,5% dari PDB sektor pertanian. Kabupaten Garut salah satu sentra produksi teh Indonesia memanfaatkan teh untuk industri pabrik Teh Kejek. Upaya dalam mengelola agroekosistem teh supaya produktif adalah dengan mempelajari struktur agroekosistem misalnya keberadaan serangga dan arthropoda lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman dan dominansi serangga dan arthropoda lainnya serta peranannya di perkebunan teh. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukahurip, Cigedug, Garut pada bulan Desember 2021 – Januari 2022. Penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan mengaplikasikan perangkap; 24 yellow bottle sticky trap dan 18 pitfall trap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman serangga dan arthropoda lainnya (yellow bottle sticky trap) adalah 0,348 kategori rendah dengan 9 ordo, sedangkan serangga tanah (pitfall trap) adalah 1,320 kategori sedang dengan 10 ordo. Dominansi serangga dan arthropoda lainnya (yellow bottle sticky trap) adalah 0,865 kategori tinggi dengan yang mendominansi serangga ordo Diptera, sedangkan (pitfall trap) adalah 0,371 kategori rendah dengan yang mendominansi arthropoda ordo Collembola. Pada yellow bottle sticky trap lebih banyak memerangkap B. dorsalis yang bukan merupakan hama utama pada tanaman teh. Hal tersebut dikarenakan sistem tanam polikultur dengan tanaman inang B. dorsalis dan yellow bottle sticky trap kurang efektif memerangkap serangga dan arthropoda lainnya pada tanaman teh. Peranan serangga dan arthropoda lainnya dalam agroekosistem teh yakni sebagai herbivora (hama), karnivora (predator dan parasitoid), detritivor (pengurai), dan polinator (penyerbuk). Agroekosistem teh Desa Sukahurip, Cigedug, Garut dengan teknik yellow bottle sticky trap didominansi oleh spesies serangga lalat buah (Bactrocera dorsalis) berperan sebagai herbivora (hama), sedangkan dengan teknik pitfall trap adalah ekor pegas (Isotomurus balteatus) berperan sebagai detritivor (pengurai).
Downloads
References
Alrazik, M. U., Jahidin, & Damhuri. (2017). Keanekaragaman Serangga (Insecta) Subkelas Pterygota di Hutan Nanga-Nanga Papalian. Jurnal Ampibi, II(1), 1-10.
Ambeng, Ariyanti, F., Amati, N., Lestari, D. W., Putra, A. W., & Abas, A. E. (2023). STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PULAU PANNIKIANG. JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 8(1), 7-15.
Basna, M., Koneri, R., & Papu, A. (2017). Distribusi dan Diversitas Serangga Tanah di Taman Hutan Raya Gunung Tumpa Sulawesi Utara. Jurnal MIPA UNSRAT Online, VI(1), 36-42.
Bay, M. M., & Pakaenoni, G. (2021). Potensi Serangan Hama Lalat Buah Bactrocera sp (Diptera: Tephritidae) pada beberapa Komoditas Hortikultura di Pasar Rakyat Kota Kefamenanu . Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering , 6(1), 1-3.
Fachrul, M. F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasyim, M., & Kegel, W. d. (2006). Efektivitas Model dan Ketinggian Perangkap dalam Menangkap Hama Lalat Buah Jantan, Bactrocera spp. . Bandung: Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.
Marikun, M., Anshary, A., & Shahabuddin. (2014). Daya Tarik Jenis Atraktan dan Warna Perangkap yang Berbeda terhadap Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) pada Tanaman Mangga (Mangifera indica) di Desa Soulove. Jurnal Agrotekbis, 2(5), 454-459.
Niwangtika, W., & Ibrohim. (2017). Kajian Komunitas Ekor Pegas (Collembola) pada Perkebunan Apel (Malus Sylvestris Mill.) di Desa Tulungrejo Bumiaji Kota Batu. Bioeksperimen, III(2), 76-82.
Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan dari Fundamental of Ecology oleh T. Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Purba, J. S. (2019). Perbedaan Pola Tanama Monokultur dan Polikultur. Cybex Pertanian.
Ricco, F., Kustiati, & Riyandi. (2019). KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI KAWASAN IUPHHK-HTIPT. MUARA SUNGAI LANDAK KABUPATEN MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT . Protobiont, 8(3), 122-128.
Rizali, A., Buchori, D., & Triwidodo, H. (2002). Keanekaragaman Serangga pada Lahan Persawahan-Tepian Hutan: Indikator untuk Kesehatan Lingkungan. Journal of Biosciences, 9(2).
Sanjaya, Y., & Dibyantoro, A. L. (2012). Keragaman Serangga pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum) yang diberi Pestisida Sintetis Versus Biopestisida Racun Laba-laba (Nephila sp.). J. HPT Tropika, XII(2), 192-199.
Shi, L., He, H., Yang, G., Huang, H., Vasseur, L., & You, M. (2020). Are Yellow Sticky Cards and Light Traps Effective on Tea Green Leafhoppers and Their Predators in Chinese Tea Plantations? Pubmed Journal, 12(1), 1-14.
Suheriyanto, D. (2008). Ekologi Serangga. Malang : UIN Malang Press.
Widrializa. (2016). Kelimpahan dan Keanekaragaman Collembola pada Empat Penggunaan Lahan di Lanskap Hutan Harapan, Jambi. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Siti Syarah Maesyaroh, Ai Yanti Rismayanti, Fujia Sepia Nuraisya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.