PREFERENSI PETANI TERHADAP VARIETAS KENTANG DAYANG SUMBI AGRIHORTI DAN SANGKURIANG AGRIHORTI TAHAN TERHADAP PENYAKIT BUSUK DAUN
DOI:
https://doi.org/10.34147/crj.v4i02.178Keywords:
Petani, Preferensi, Kentang, Toleran, Penyakit Busuk DaunAbstract
Salah satu penyakit utama kentang yaitu penyakit busuk daun yang disebabkan oleh jamur, yang seringkali menyebabkan kerugian sangat besar. Untuk menangani penyakit tersebut maka Varietas Unggul Baru (VUB) kentang toleran penyakit busuk daun diintroduksikan, yaitu Varietas Dayang Sumbi dan Varietas Sangkuriang. Penelitian preferensi petani dilakukan untuk mengetahui peluang adopsi inovasi teknologi VUB tersebut. Penelitian bertujuan: 1) Mengetahui tingkat ketahanan kedua varietas tersebut terhadap penyakit busuk daun; 2) Mengetahui preferensi petani terhadap varietas kentang toleran penyakit busuk daun; 3) melakukan analisis usahatani kentang toleran penyakit busuk daun; 4) Melakukan analisis sifat inovasi teknologi kentang toleran penyakit busuk daun. Penelitian dilaksanakan sejak Januari sampai dengan Desember 2016 dan berlokasi di Pangalengan Kabupaten Bandung. Data yang dikumpulkan meliputi data tingkat kematian tanaman akibat penyakit busuk daun, preferensi petani terhadap varietas kentang toleran penyakit busuk daun, data input dan output produksi, serta data sifat inovasi teknologi. Data dikumpulkan melalui pengamatan, pencatatan peubah usahatani, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Dayang sumbi dan Sangkuriang terbukti sangat toleran terhadap penyakit busuk daun. Hal tersebut didukung oleh Preferensi petani terhadap kedua varietas tersebut sangat baik, yaitu hasil penilaian petani menyatakan bahwa pertumbuhan dan hasil umbi kedua varietas tersebut sangat baik. Usahatani kentang dengan menggunakan kedua varietas tersebut dapat mengurangi biaya fungisida sebesar 62,96% (terhadap biaya fungisida) atau mengurangi biaya sebesar 9,19% (terhadap biaya total). Teknologi varietas kentang toleran penyakit busuk daun (Dayang sumbi dan Sangkuriang) mempunyai nilai sifat inovasi teknologi yang sangat tinggi, sehingga berpeluang sangat tinggi untuk diadopsi oleh petani
Downloads
References
Ambarwati1, Dinar. A., Tri J. Santoso1, Edy Listanto, Toto Hadiarto, Eny. Riyanti, Kusmana, Bambang Sugiharto, Netty Ermawati, dan Sukardiman. 2017. Pemuliaan Kentang Produk Rekayasa Genetik Tahan terhadap Penyakit Busuk Daun (Phytophthora infestans) dan Aman Pangan di Indonesia (Breeding of Genetically Engineered Potato Resistant to Late Blight Disease [Phytophthora infestans] and Food Safety in Indonesia). Jurnal Agrobiogen Vol. 13 No. 1, Juni 2017:67–74. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, Bogor
BPS dan direktorat jenderal hortikultura, dalamhttp://www.pertanian.go.id/ ap_pages/mod/datahorti, diakses tanggal 24 November 2015.
Cevallos, D., and Tierramérica. 2003. Potato genes undergoing late blight-resistant tests. Biosafety News, biotechnology, agriculture, environment, health. Issue No. 45. Inter Press Service News Agency.
Cooke, D.E.L., V. Young, P.R.J. Birch, R. Torh, F. Gourlay, J.P. Day, S.F. Carnegie, & J.M. Duncan. 2003. Phenotypic and genotypic diversity of Phytophthora infestans populations in Soctland. Plant Pathology, 52: 181-192.
Gunadi, N., R. Wustman, J. van der Burg, T. Been, A.K. Karyadi, W. Adiyoga, I. Sulastrini, and Kusmana. 2012. Potato Seed Quality Evaluation Trials 2011 Effect of seed generation derived from different seed sources on the growth and yield of potato in West JavaIndonesia. Laporan BOCI project BO10-011-109 Sustainable potato production in Indonesia.
Handayani, T, Sahat, JP, dan Sofari, E. 2015. Ketahanan Lapangan Klon-Klon Kentang Hasil Persilangan terhadap Penyakit Busuk Daun (Field Resistance of Potato Clones to Late Blight). Jurnal Hortikultura. Vol. 25 No. 4, Desember 2015: 294-303, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura, Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Luas Lahan Sayuran di Indonesia tahun 2014. www. Pertanian.go.id (Diunduh 17 Maret 2016). Keputusan Menteri Pertanian Nomor 91/Kpts/SR.120/D.2.7/8/2016 tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas Tanaman Hortikultura, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 92/Kpts/SR.120/D.2.7/8/2016 tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas Tanaman Hortikultura, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Kusmana. 2003. Evaluasi beberapa klon kentang asal stek batang untuk uji ketahanan terhadap Phytophthora infestans. J Hort 13(4):220-228.
Mundy, P 2000, ‘Adopsi dan adaptasi teknologi baru’, Training and communication specialist, PAATP3, Nopember 2000, Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
Pemprov Jawa Barat. 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Bandung.
Ridwan, HK, Ruswandi, A, Winarno, Muharam, A & Hardiyanto 2008, ‘Sifat inovasi dan aplikasi teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat dalam pengembangan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat’, J.Hort., vol. 18, no. 4, hlm. 477- 90. 14.
Ridwan, HK. Hilman, Y., Sayekti, AL., Suhardi. 2012. Sifat Inovasi dan Peluang Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Krisan dalam Pengembangan Agribisnis Krisan di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Jurnal Hortikultura. Vol. 22 No. 1, 2012.
Wattimena, G. A. 1994. Merakit kultivar kentang toleran terhadap penyakit degenerasi(PVX), PVY, PRLV), penyakit layu bakteri dan penyakit hawar daun melalui ekstraksi, transformasi dan fusi. Proposal Hibah TIM, Direktorat Perguruan Tinggi, Jakarta.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2018 Agus Ruswandi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.